Breaking News

Kamis, 09 Oktober 2014

Jawaban Elegan dari Tukang Bakso

Di suatu senja sepulang kantor, saya masih berkesempatan untuk ngurus tanaman di depan rumah, sambil memperhatikan beberapa anak asuh yang sedang belajar menggambar peta, juga mewarnai. Hujan rintik rintik selalu menyertai di setiap sore di musim hujan ini. Di kala tangan sedikit berlumuran tanah kotor,...terdengar suara tek...tekk.. .tek...suara tukang bakso dorong lewat. Sambil menyeka keringat..., ku hentikan tukang bakso itu dan memesan beberapa mangkok bakso setelah menanyakan anak - anak, siapa yang mau bakso ? "Mauuuuuuuuu. ...", secara serempak dan kompak anak - anak asuhku menjawab. Selesai makan bakso, lalu saya membayarnya. ... Ada satu hal yang menggelitik fikiranku selama ini ketika saya membayarnya, si tukang bakso memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu disimpan dilaci, yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng bekas kue semacam kencleng. Lalu aku bertanya atas rasa penasaranku selama ini. "Mang kalo boleh tahu, kenapa uang - uang itu Emang pisahkan? Barangkali ada tujuan ?" "Iya pak, Emang sudah memisahkan uang ini selama jadi tukang bakso yang sudah berlangsung hampir 17 tahun. Tujuannya sederhana saja, Emang hanya ingin memisahkan mana yang menjadi hak Emang, mana yang menjadi hak orang lain / tempat ibadah, dan mana yang menjadi hak cita รข€“ cita penyempurnaan iman ". "Maksudnya.. ...?", saya melanjutkan bertanya. "Iya Pak, kan agama dan Tuhan menganjurkan kita agar bisa berbagi dengan sesama. Emang membagi 3, dengan pembagian sebagai berikut : 1. Uang yang masuk ke dompet, artinya untuk memenuhi keperluan hidup sehari - hari Emang dan keluarga. 2. Uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq/sedekah, atau untuk melaksanakan ibadah Qurban. Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjadi tukang bakso, Emang selalu ikut qurban seekor kambing, meskipun kambingnya yang ukuran sedang saja. 3. Uang yang masuk ke kencleng, karena emang ingin menyempurnakan agama yang Emang pegang yaitu Islam. Islam mewajibkan kepada umatnya yang mampu, untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji ini tentu butuh biaya yang besar. Maka Emang berdiskusi dengan istri dan istri menyetujui bahwa di setiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini, Emang harus menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan haji. Dan insya Allah selama 17 tahun menabung, sekitar 2 tahun lagi Emang dan istri akan melaksanakan ibadah haji. Hatiku sangat...... .....sangat tersentuh mendengar jawaban itu. Sungguh sebuah jawaban sederhana yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang memiliki nasib sedikit lebih baik dari si emang tukang bakso tersebut, belum tentu memiliki fikiran dan rencana indah dalam hidup seperti itu. Dan seringkali berlindung di balik tidak mampu atau belum ada rejeki. Terus saya melanjutkan sedikit pertanyaan, sebagai berikut : "Iya memang bagus...,tapi kan ibadah haji itu hanya diwajibkan bagi yang mampu, termasuk memiliki kemampuan dalam biaya....". Ia menjawab, " Itulah sebabnya Pak. Emang justru malu kalau bicara soal mampu atau tidak mampu ini. Karena definisi mampu bukan hak pak RT atau pak RW, bukan hak pak Camat ataupun MUI. Definisi "mampu" adalah sebuah definisi dimana kita diberi kebebasan untuk mendefinisikannya sendiri. Kalau kita mendefinisikan diri sendiri sebagai orang tidak mampu, maka mungkin selamanya kita akan menjadi manusia tidak mampu. Sebaliknya kalau kita mendefinisikan diri sendiri, "mampu", maka Insya Allah dengan segala kekuasaan dan kewenangannya Allah akan memberi kemampuan pada kita". "Masya Allah..., sebuah jawaban elegan dari seorang tukang bakso". dikutip dari sini
Read more ...

Berpikir Kreatif

Pikiran / berpikir kreatif tidak pernah menyerah dengan masalah, stagnasi, kebiasaan dan rutinitas. Pikiran kreatif mampu menembus semua kondisi. Ada 4 ciri pikiran kreatif: 1. Pikiran terbuka 2. Rasa ingin tahu 3. Antusias 4. Berani menghadapi resiko Kreatif berbicara tentang kemampuan untuk berimajinasi, dan kemampuan untuk menyeimbangkan antara fungsi otak. Tuhan menciptakan otak dengan 2 bagian, yaitu otak kanan dan otak kiri. Otak kanan untuk hal-hal yang bersifat imajinasi, sedangkan otak kiri untuk hal-hal yang bersifat logis. Dalam hal ini, rasa ingin tahu dan antusias (ciri ke-2 dan ke-3 pikiran kreatif) diakomodir oleh otak kanan. Sedangkan pikiran terbuka dan menghitung resiko (ciri ke-1 dan ke-4) diakomodir oleh otak kiri. Fungsi otak kanan dan otak kiri harus seimbang, karena kalau tidak kita tidak akan mendapat kreatifitas yang benar. Misalnya: kalau hanya terdorong rasa ingin tahu, tapi tanpa menghitung resiko dan membuka pikiran, maka itu bukan kreatif melainkan nekat. Yang namanya kreatifitas ada perhitungannya. Kreatif tidak hanya dimiliki oleh seniman saja, tetapi dimiliki oleh semua orang. Hidup itu sendiri harus dijalani dengan kreatif agar tidak membosankan. (am) di kutip dari sini
Read more ...

Rabu, 08 Oktober 2014

Mindset Management

Ada yang mengatakan, jika mindset kita “berkata” sukses, maka kita akan sukses. Begitu juga jika mindset kita “berkata” gagal, bahagia, atau tidak bahagia, maka yang ada di mindset itu akan menjadi kenyataan. Untuk itu, berhati-hatilah dengan mindset. Pebasket dunia Michael Jordan sudah dicap gagal oleh pelatih dan ibunya. Dia dikeluarkan dari klub basketnya, dan dikatakan sebagai stupid boy. Namun mindset Michael Jordan berkata ia belum gagal, ia masih punya kesempatan. Ia lalu membuktikan semuanya, dan berhasil!. Itu karena ia punya mindset untuk bertumbuh. Pemeran Superman, Christoper Reeve, jatuh dari kuda, yang mengakibatkan leher hingga tubuh bagian bawahnya lumpuh. Selama 5 tahun ia hidup dalam keputusasaan. Dokter bahkan memvonisnya tidak bisa bergerak lagi. Namun Christoper Reeve yakin suatu saat dia akan bisa bergerak kembali. Dan benar, setelah 5 tahun, ia bisa menggerakkan tangan, lengan dan kakinya. Mindset adalah sebuah pola pikir yang ditentukan oleh kehendak bebas kita, dimana kita bisa memilih apa yang akan terjadi . Apakah dengan berbagai tekanan yang kita hadapi membuat kita semakin baik atau tidak, itu ditentukan oleh respon dan mindset kita. Mindset akan mempengaruhi kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup kita. Semua tergantung pilihan kita, apakah mindset kita fix atau bertumbuh, apakah mindset kita positif atau negative. Tuhan menciptakan suatu mukjizat dalam otak kita, yang tidak bisa dipahami oleh pengetahuan, bahwa kalau kita punya kemauan dan bilief, maka ia bisa menjadi mukjizat bagi kehidupan kita. dikutip dari sini
Read more ...

Bangkit dari Kecewa dan Putus Asa

Di saat kita sedang ada “di bawah” yakinlah bahwa kita akan bangkit dari keterpurukan. Ya, kita harus bangkit dari kekecewaan dan keputusasaan, karena kuncinya ada pada diri kita sendiri. Hidup silih berganti, kadang meninggalkan benih traumatis dan impresif yang tertanam di alam bawah sadar. Impresif akan membuat kita percaya diri. Sedangkan traumatis akan membuat kita galau dan kecewa.
Setiap rasa kecewa dan putus ada pasti ada penyebabnya. Masalahnya adalah bagaimana kita bisa bangkit dari kecewa dan putus asa.
1.Kita punya kemampuan untuk mengatasinya,  melalui pengenalan dengan sumber konflik itu sendiri. Bisa jadi sumber konflik itu bukan berada diluar, tapi justru di dalam. Mungkin  alam bawah sadar kita sering menyimpan kekecewaaan yang menumpuk sehingga menjadi terakumulasi, lalu meledak, dan kita merasa tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
2.Mamahami titik kritis bahwa kita berbeda sesuai dengan temperamen kita masing-masing.  Kekecewaan  dihasilkan dari penyebab yang berbeda. Ada yang karena tidak mencapai apa yang diinginkan, ada yang karena merasa tertolak, ada yang karena meras atidak bisa melakukan apa-apa dan sebagainya, dan sebagainya.
3.Kemampuan untuk mengantisipasi datangnya konflik dengan respon yang benar.
Setiap kita mengalami kecewa dan putus ada, yakinlah bahwa semua akan berlalu, karena itu bukan hukuman seumur hidup. Kita harus mencari penyebabnya dari dalam diri kita sendiri, lalu menyelesaikannya. Itulah yang disebut titik kritis.
Pada umumnya ada 5 hal yang kalau menumpuk akan membuat orang kecewa: ada 5,  klo numpukakan mdah kecwa;
1.Moody: mood-nya gampang berubah. Jika Anda orang yang moody, waspadalah! Karena Anda sudah masuk level rendah untuk kecewa.
2.Emosional: tidak logis, reaktif, tidak bisa dijelaskan tapi harus diikuti. Biasanya orang yang seperi ini ujung-ujungnya akan mudah kecewa dan putus asa.
3.Mudah tersinggung: tersinggung itu asalnya dari afeksi kita, tidak ada di pkiran tapi di perasaan. Misalnya, merasa harga dirinya disinggung atau tidak diapresiasi. Kalau sesekali tidak apa-apa. Tapi kalau sering terjadi, itu akan menjadi hambatan.
4.Sakit hati: kalau rasa tersinggung disimpan/tidak dilupakan akan menjadi sakit hati, lalu menjadi dendam.
5.Kepahitan yang melukai hati. Ini harus diwaspadai karena  bisa mengendap selama  puluhan tahun.
Setelah itu, barulah kita mengantisipasi alam bawah sadar kita. Misalnya, orang yang kecewa karena tidak mencapai target, maka harus mengejar/mencapai target supaya tidak kecewa. Lakukan selangkah demi selangkah. Sedangkan bagi orang kecewa karena merasa tertolak, waspadalah untuk tidak mudah percaya (mempercayakan diri kita) kepada orang lain. Dengan demikian ada pemenuhan  pada diri sendiri untuk menjaga hati kita jangan sampai dirusak oleh stilmulus dari luar, caranya adalah dengan memperkuat yang di dalam. (am) di kutip dari : http://radiosmartfm.com/smart-character/14974-bangkit-dari-kecewa-dan-putus-asa.html
Read more ...
Designed By VungTauZ.Com